Network Development Life Cycle (NDLC) merupakan sebuah metode yang
bergantung pada prosespembangunan
sebelumnya seperti perencanaan strategi
bisnis, daur hidup pengembangan
aplikasi, dan analisispendistribusian data.
Berikut ini adalah tahapan dari NDLC
:
Analisis
Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan pengguna, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya:
Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan pengguna, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya:
- Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur manajemen atas sampai ke level bawah/operator agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. Pada kasus di Computer Engineering biasanya juga melakukan brainstorming juga dari pihak vendor untuk solusi yang ditawarkan dari vendor tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang berbeda.
- Survey langsung kelapangan, pada tahap analisis juga biasanya dilakukan survey langsung kelapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap desain. Survey biasa dilengkapi dengan alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai kebutuhan untuk mengetahui detail yang dilakukan.
- Membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analysis awal ini juga dilakukan dengan mencari informasi dari manual-manual atau blueprint dokumentasi yang mungkin pernah dibuat sebelumnya. Sudah menjadi keharusan dalam setiap pengembangan suatu sistem dokumentasi menjadi pendukung akhir dari pengembangan tersebut. Begitu juga pada proyek jaringan, dokumentasi menjadi syarat mutlak setelah sistem selesai dibangun.
- Menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya, maka perlu dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun yang bisa menjadi pedoman dalam mencari data pada tahap analysis ini adalah:
- User/people: jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan, peta politik yang ada, level teknis user.
- Media Hardware dan Software: peralatan yang ada, status jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan, aplikasi Software yang digunakan.
- Data: jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamanan yang sudah ada dalam mengamankan data.
- Network: konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan, protokol, network monitoring yang ada saat ini, harapan dan rencana pengembangan ke depan.
- Perencanaan fisik: masalah listrik, tata letak, ruang khusus, sistem keamanan yang ada, dan kemungkinan akan pengembangan kedepan.
Design
Dari data-data yang
didapatkan sebelumnya, tahap design ini
akan membuat gambar desain topologi jaringan interkoneksi yang akan
dibangun. Diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari
kebutuhan yang ada. Desain bisa berupa desain struktur topologi, desain akses
data, desain layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran
jelas tentang proyek yang akan dibangun. Biasanya hasil dari design berupa:
- Gambar-gambar topologi (server farm, firewall, datacenter, storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya).
- Gambar-gambar detail estimasi kebutuhan yang ada.
Simulation Prototype
Beberapa pekerja jaringan akan
membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan tools khusus di
bidang network seperti Boson, Packet Tracert, Netsim, dan
sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari jaringan yang
akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work lainnya.
Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini, banyak para
pekerja jaringan yang hanya menggunakan alat bantu tools Visio
untuk membangun topologi yang akan di-design.
Implementation
Pada tahapan ini akan memakan waktu
lebih lama dari tahapan sebelumnya. Dalam implementasi pekerja jaringan akan
menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain sebelumnya. Implementasi
merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil/gagalnya proyek yang
akan dibangun dan ditahap inilah team work akan
diuji dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis.
Ada beberapa Masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini, diantaranya:
- Jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat.
- Masalah dana/anggaran dan perubahan kebijakan.
- team work yang tidak solid.
- Peralatan pendukung dari vendor makanya dibutuhkan manajemen proyek dan manajemen resiko untuk menimalkan sekecil mungkin hambatan-hambatan yang ada.
Monitoring
Setelah implementasi tahapan
monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan
komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user
pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring
bisa berupa melakukan pengamatan pada:
- Infrastruktur hardware: dengan mengamati kondisi reliability/kehandalan sistem yang telah dibangun (reliability = performance+availability+security).
- Memperhatikan jalannya paket data di jaringan (pewaktuan, latency, peektime,troughput).
- Metode yang digunakan untuk mengamati kondisi jaringan dan komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar.
- Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan Network Management. Dengan pendekatan ini banyak perangkat baik yang lokal dan tersebar dapat dimonitor secara utuh.
Management
Pada level manajemen atau
pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah
kebijakan (policy). Kebijakan perlu dibuat untuk membuat/mengatur agar
sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan
unsur reliability terjaga. Policy akan sangat
tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan
tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan
strategi bisnis perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar