THIS IS MY BLOG

Halaman

Rabu, 19 Desember 2018

Network Development Life Cycle (NDLC)


Network Development Life Cycle (NDLC) merupakan sebuah metode yang bergantung pada prosespembangunan sebelumnya seperti perencanaan strategi bisnis, daur hidup pengembangan aplikasi, dan analisispendistribusian data.
Berikut ini adalah tahapan dari NDLC :
Analisis
Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan pengguna, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya:
  1. Wawancara,   dilakukan   dengan   pihak   terkait   melibatkan   dari   struktur manajemen atas sampai ke level bawah/operator agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. Pada kasus di Computer Engineering biasanya juga melakukan brainstorming juga dari pihak vendor untuk solusi yang ditawarkan dari vendor tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang berbeda.
  2. Survey  langsung  kelapangan,  pada  tahap  analisis  juga  biasanya  dilakukan survey langsung kelapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap desain. Survey biasa dilengkapi dengan alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai  kebutuhan untuk mengetahui detail yang dilakukan.
  3. Membaca manual atau  blueprint dokumentasi, pada analysis awal ini  juga dilakukan dengan mencari informasi dari manual-manual atau blueprint dokumentasi yang mungkin pernah dibuat sebelumnya. Sudah menjadi keharusan dalam setiap pengembangan suatu sistem dokumentasi menjadi pendukung  akhir  dari  pengembangan  tersebut.  Begitu  juga  pada  proyek jaringan, dokumentasi menjadi syarat mutlak setelah sistem selesai dibangun.
  4. Menelaah setiap  data  yang  didapat dari  data-data sebelumnya, maka perlu dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun yang bisa menjadi pedoman dalam mencari data pada tahap analysis ini adalah:
    1. User/people: jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan, peta politik yang ada, level teknis user.
    2. Media Hardware dan Software: peralatan yang ada, status jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan, aplikasi Software yang digunakan.
    3. Data: jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamanan yang sudah ada dalam mengamankan data.
    4. Network: konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan, protokol, network monitoring yang ada saat ini, harapan dan rencana pengembangan ke depan.
    5. Perencanaan  fisik:  masalah  listrik,  tata   letak,  ruang  khusus,  sistem keamanan yang ada, dan kemungkinan akan pengembangan kedepan.
Design
Dari  data-data  yang  didapatkan  sebelumnya,  tahap  design  ini  akan membuat gambar desain topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun. Diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Desain bisa berupa desain struktur topologi, desain akses data, desain layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang proyek yang akan dibangun. Biasanya hasil dari design berupa:
  1. Gambar-gambar topologi (server farm, firewall, datacenter, storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya).
  2. Gambar-gambar detail estimasi kebutuhan yang ada.
Simulation Prototype
Beberapa pekerja jaringan akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan tools khusus di bidang network seperti Boson, Packet Tracert, Netsim, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari jaringan yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi   ini, banyak para pekerja jaringan yang hanya menggunakan alat  bantu tools Visio untuk membangun topologi yang akan di-design.
Implementation
Pada tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya. Dalam implementasi pekerja jaringan akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil/gagalnya proyek yang akan dibangun dan ditahap inilah team  work  akan  diuji  dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Ada beberapa Masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini, diantaranya:
  1. Jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat.
  2. Masalah dana/anggaran dan perubahan kebijakan.
  3. team work yang tidak solid.
  4. Peralatan pendukung dari vendor makanya dibutuhkan manajemen proyek dan manajemen resiko  untuk  menimalkan sekecil  mungkin  hambatan-hambatan yang ada.
Monitoring
Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan pada:
  1. Infrastruktur  hardware:  dengan  mengamati  kondisi  reliability/kehandalan sistem yang telah dibangun (reliability = performance+availability+security).
  2. Memperhatikan jalannya paket data di jaringan (pewaktuan, latency, peektime,troughput).
  3. Metode yang digunakan untuk mengamati kondisi jaringan dan komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar.
  4. Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan Network Management. Dengan pendekatan ini banyak perangkat baik yang lokal dan tersebar dapat dimonitor secara utuh.
Management
Pada level manajemen atau pengaturan, salah   satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah kebijakan (policy). Kebijakan perlu dibuat untuk membuat/mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur reliability terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan strategi bisnis perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbedaan dan Persamaan Kotlin dan Java Android

Apa sih Perbedaan & Persamaan Java dan Kotlin itu ? Ketika kamu mengembangkan aplikasi Android, kamu akan menghadapi dua bahasa pemro...